masyarakat kota dan desa

10.08 Edit This 0 Comments »

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan di desa sangatlah berbeda dengan kehidupan di kota. Karena di desa masyarakatnya yang paguyuban dan kehidupannya juga masih sangat sederhana serta belum mengenal tekhnologi modern. Sedangkan masyarakat perkotaan kehidupannya individual dan telah mengikuti perubahan zaman dengan mengetahui adanya tekhnologi yang canggih.

Kebanyakan masyarakat perkotaan itu berasal dari desa, karena di desa tidak banyak memiliki lowongan pekerjaan. Sehingga masyarakat desa banyak yang melakukan urbanisasi. Tujuan masyarakat pedesaan dan perkotaan itu sama, sama-sama mencari mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluaraganya. Hanya saja cara mencari nafkahnya yang berbeda, orang-orang pedesaan mencari mata pencahariaanya dengan bertani di sawah ataupun mempunyai tambang ikan. Sedangkan orang-orang perkotaan, mereka mencari mata pencahariaanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dengan cara bekerja di perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik yang ada di perkotaan serta cara kerjanya pun telah menggunakan tenaga mesin yang canggih.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas beberapa rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimana tentang kehidupan masyarakat di pedesaan?

2. Bagaimana tentang kehidupan masyarakat di perkotaan?

1.3. Tujuan masalah

Dari rumusan masalah di atas maka dalam ini memiliki tujuan masalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat di pedesaan.

2. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat di perkotaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Kehidupan Masyarakat di Pedesaan

Masayarakat pedesaan memiliki kehidupan yang masih sangat sederhana dan memiliki lingkungan yang masih alami. Udaranya juga sejuk, berbeda dengan masyarakat perkotaan yang udaranya selalu berpolusi dari asap kendaraan-kendaraan yang berkeliaran di kota.

Menurut Sutardjo Kuncoro Ningrat Kartohadikusumo, desa adalah suatu kesatuan hukum bertempat tinggalnya suatu masyarakat yang berkuasa dan mengadakan suatu pemerintahan sendiri. Masyarakat desa cenderung memiliki kerja sama yang sangat erat, selain itu cara bersosialisasi masyarakat pedesaan dan berinteraksinya jugasangat baik. Dalam kehidupan di pedesaan biasanya tertanam jiwa tolong-menolong antar sesame serta ramah dan tamah kepada sesama.[1]

Menurut Bintarto dalam bukunya “Suatu Pengantar Geografis Desa”, 1977 dijelaskan unsur-unsur desa adalah:

1. Daerah, dalam arti tanah yang produktif dan tidak produktif, serta penggunaanya.

2. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.

3. Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.

Maju mundurnya desa bergantung pada tiga unsur tersebut yang dalam kenyataannya ditentukan faktor usaha manusia (human effort) dan tata geografi (geographical setting). Jadi, jika tiga unsur tersebut ada namun tidak ada usaha dari manusia yang tinggal di pedesaan, maka tidak akan tercipta suatu desa yang di harapkan. Dan begitu juga sebaliknya.

Yang dimaksud masyarakat pedesaan menurut Paul H. Landis adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah tertentu dan penghuninya mempunyai hubungan erat dan mempunyai perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada, serta menunjukkan adanya kekeluargaan di dalam kelompok mereka, seperti gotong royong dan tolonh-menolong.

A. Cirri-ciri Masyarakat Pedesaan

· Setiap warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan warga masyarakat di luar batas-batas wilayahnya.

· Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (gemeinschaft atau paguyuban).

· Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidupdari pertanian. Adapun pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan sebagai pengisi waktu luang.

· Masyarakatnya homogeny, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.

B. Kegiatan Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan melakukan kegiatannya selalu bersama-sama secara gotong royong, karena anggota masyarakat desa memiliki kepentingan pokok yang hamper sama. Sehingga mereka selalu bekerja sama untuk kepentingan mereka. Gotong royong biasanya dilakukan untuk kepentingan bersama (umum) bukan untuk kepentingan perorangan (individu). Namun, meskipun demikian dalam masyarakat desa kepentingan perorangan biasanya diselesaikan bersama-sama. Karena masyarakat pedesaan saling tolong-menolong.

2.2.Kehidupan Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sifatnya berbeda dengan masyarakat pedesaan yang masih agraris. Kehidupan di kota sudah terjamin fasilitas-fasilitas tekhnologi canggih, karena di kota kehidupannya lebih modern daripada masyarakat pedesaan. Namun udara yang tercipta pedesaan lebih segar dan alami, berbeda dengan udara di kpta yang dipenuhi dengan polusi dari asap berbagai kendaraan yang memadati jalanan perkotaan.

A. Cirri-ciri Masyarakat Perkotaan

· Jumlah penduduk besar dan padat, terutama di kota-kota dan pusat kota.

· Mempunyai penduduk yang beraneka ragam karena asal usul mereka yang berlainan. Banyak kawin campuan, pertentangan politik yang tajam, perbedaan yang mencolok antara yang kaya dan miskin.

· Penduduknya lebih dinamis bila dibandingkan dengan pendudukdesa, banyak mengadakan perubahan pekerjaan, mudah pindah tempat tinggal, dan sebagainya.

· Lebih cepat, lebih bebas dan mudah bergerak, lebih cepat menerima dan membuang sesuatu yang baru.

Dengan adanya ciri tersebut, banyak masyarakat pedesaan yang tertarik untuk melakukan urbanisasi denan tujuan memperbaiki keadaan hidupnya. Adapun yang menjadi sebab-sebab terjadinya urbanisasi adalah:

· Perkotaan lebih berkembang dan modern.

· Kesempatan kerja yang lebih banyakdi kota karenaperkembangn lapangan.

· Kota menjadi pusat kebudayaan seperti kesenian, pendidikan serta kemewahan, kenikmatan dan kesenangan

Ø Pengaruh urbanisasi terhadap kehidupan masyarakat kota adalah:

· Membuat penduduk kota terdiri atas campuran asal usul, tradisi, agama, nilai-nilai hidup dan sebagainya.

· Secara relatifsebagian besar penduduk kota ada dalam golongan usia produktif untuk berusaha, sehingga persaingan dalam bekerja besar sekali.

· Terjadi perbedaan yang tajam antara yang kaya dan yang miskin.

Ø Pengaruh urbanisasi terhadap masyarakat pedesaan adalah:

· Mempercepat peleburan pergaulan hidup yang beku dan tradisional di pedesaan.

· Terlantarnya pedesaan dalam lapangan social karena banyak penduduk yang merantau ke kota-kota besar. Hal ini menyebabkan desa miskin bertambah mundur, baik dalam lapangan sosial ekonomi maupun dalam hal pembangunan.[2]

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah dan mempunyai hubungan yang erat serta perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada dan menunjukkan adanya kekeluargaan, seperti gotong royong dan tolong-menolong. Masyarakat pedesaan mencari mata pencaharian dengan cara bertani di sawah atau di ladang, di desa belum mengenal tekhnologi canggih yang telah ada di zaman modern.

Sedangkan masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan tekhnologi yang canggih, seperti menggunakan tenaga mesin, computer dan lain-lain.

Kebanyakan masyarakat perkotaan rata-rata berasal deri desa, karena di kota banyak lowongan pekerjaan sehingga penduduk desa berkeinginan untuk melakukan urbanisasi.

3.2. Saran-saran

1. Masyrakat pedesaan merupakan wilayah yang masih agraris dan lingkungannya yang masih alamiyah, oleh karena, sebaiknya kealamian lingkungan tersebut harus tetap terjaga sebab lingkungan yang masih alami memiliki udara yang sejuk. Selain itu, masyarakat desa juga memiliki rasa persaudaraan yang erat, sebaiknya penduduk desa selalu menjaga kerukunan bersama.

2. Sedangkan masyarakat kota merupakan yang modern dengan berbagai alat tekhnologi yang canggih, alangkah baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada penyalah gunaan. Seperti penyalah gunaan pada internet, sehingga banyak terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan.

3. Dengan adanya urbanisasi, menjadikan wilayah kota padat. Alangakh baiknya jika penduduk desa tidak melakukan urbanisasi, namun membuka lapangan kerja sendiri di desa.

DAFTAR PUSTAKA

Ø Mawardi-ir,Drs dan Nur hidayati. iad,isd,ibd. Pustaka Setia. Bandung. 2000

Ø Harsya W. Bachtiar (ed),masyarakat dan kebudayaan, Djambatan, Jakarta,1988

Ø Bachtiar Harsja,W. struktur masyarakat Indonesia, solo, 1982



[1] Mawardi-ir, Drs, iad,isd,ibd,CV.PUSTAKA SETIA,Bandung 2000, hal 191

[2] Ibid, hal 192-193

0 komentar: